Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Bagi
sebagian orang, nongkrong, berkumpul bersama teman-teman adalah kebutuhan. Di
Bandung, tempat untuk memenuhi kebutuhan itu bertebaran. Salah satunya adalah
Siete Café yang berlokasi di Simpang Dago. Berikut ini catatan saya mengenai
ASYIK-nya Siete Café setelah mencicipi berbagai hidangan dan nongkrong di sana.
Anak Muda dan Mahasiswa
Sasarannya
Lokasi
Siete Café di dekat kampus Unpad, ITB, Unikom, dan beberapa kampus lainnya. Jadi, sangat wajar jika Siete Café menyasar mahasiswa, seperti yang diungkapkan salah satu karyawannya pada saya.
Saya mengunjungi Siete Café pada Jum’at malam. Sebagian besar pengunjung, dari penampilannya saya taksir mahasiswa. Mereka duduk sendirian, berdua, atau pun berkelompok.
Berbagai
pilihan tipe meja indoor, outdoor, bahkan private room menjadikan mereka leluasa melakukan aktivitas di Siete
Café selain makan-minum. Saya melihat beberapa mahasiswa sendirian, mungkin tengah menyelesaikan tugas kuliah. Sekelompok anak muda di private room juga sayup-sayup sepertinya tengah
merayakan ulang tahun seseorang.
Seorang mahasiswa tengah mengerjakan tugas di Siete Cafe |
Bangunan
Siete Café yang merupakan rumah tempo dulu menjadikan pengunjung seperti pulang
ke rumah. Pihak manajemen Siete Café memang hanya diperkenankan menyewa dan menggunakan sebagai cafe tanpa mengubah
bangunan kecuali jendela dan pintu oleh pemilik rumah. Bangunan
Siete Café termasuk cagar budaya. Sebelumnya menjadi café, Ridwan Kamil dan rekan
arsiteknya, pernah berkantor di sana.
Semua menu disegarkan per
3-6 Bulan
Beberapa
café atau rumah makan memiliki menu yang itu-itu saja dari tahun ke tahun.
Berbeda dengan Siete Café yang selalu menyegarkan menunya setiap 3-6 bulan
sekali. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman kuliner yang berbeda pada
para pengunjung setia Siete Café.
Penyegaran
menu dapat berupa modifikasi makanan dan minuman lama atau menu yang
benar-benar baru. Sekitar 60%-70% menu Siete Café merupakan santapan ala Barat,
sehingga perlu modifikasi dan pemutakhiran agar sesuai dengan lidah orang
Indonesia. Untuk menikmati menu-menu tersebut kita harus menyediakan dana
Rp25.000-Rp70.000 untuk makanan dan Rp25.000-35.000 untuk minuman.
Yang jadi andalan
Saat
ini ada beberapa menu andalan di Siete Café. Menurut kepala koki, menu ini dirancang
untuk menarik pengunjung kembali datang ke Siete Café. Beberapa menu andalan
tersebut diantaranya adalah Bake Potato, Kari India, Nasi Campur Bali, New Beef
Cordon Bleu, Bruschetta yang terdiri dari 3 variasi (Bruschetta Smoked Salmon,
Bruschetta Onion Caramel, Bruschetta Tuna). Di jajaran minumannya ada Ice
Nutella Blast, Royal Strawberry Chesscake, dan Lovychee.
Tiga varian Bruschetta |
Baked Potato |
Chicken Cordon Bleu |
Ice Nuttella Blast dan Lovychee |
Ice Green Tea dan Royal Strawberry Chesscake |
Pada
buku menu, kita akan menemukan tanda bintang pada menu-menu baru dan tanda topi
koki untuk menu yang direkomendasikan. Jika kita bingung memilih pasangan
makanan dan minuman, waiter dan waitress siap membantu sehingga menu
makanan utama yang asin atau kaya rempah bisa dipadukan dengan minuman manis
dan lainnya.
Internetan Lancar Jaya
Selama
di Siete Café saya juga mencoba koneksi internet melalui smartphone. Hasilnya, koneksi lancar jaya! Tidak heran jika di sini
terlihat beberapa orang yang menyendiri berteman laptop. Salah satu alasannya mungkin karena koneksi internet yang
bagus tersebut. Koneksi internet juga menjadi alasan bagia siapa saja yang
perlu berlama-lama terkoneksi dengan internet sampil menyantap minuman dan
makanan lezat di Siete Café ini.
Kisah Dibalik SIETE
Nama
Siete berasal dari bahasa Spanyol yang artinya tujuh (7), sesuai dengan nomor
bangunan saat awal berdiri. Pada mulanya, Siete berlokasi di Jalan Tubagus
Ismail Nomor 7, Bandung pada 9 Mei 20012. Saat Siete Café pindah lokasi, nama
itu tetap dipertahankan dengan mengacu kepada 6 pemilik + 1 penguasa tertinggi
yaitu: Tuhan.
Selain
menyajikan makanan dan minuman dan tempat nongkrong yang asyik, Setiap malam
minggu juga tampil live music dari
jam 19.00-21.00 WIB. Beberapa pemusik ternama juga pernah tampil di Siete Cafe
seperti Tulus, Manusia Srigala, She, Marcel, Cakra Khan, Show case, dan Hulahop.
Beberapa kegiatan amal juga pernah digelas Siete Café, misalnya Folktober untuk
bencana banjir pada 2013.
Informasi
Siete
Café
Alamat:
Jl Sumur Bandung No 20, Jawa Barat 40113 (simpang Dago, depan Mc
Donald)
RSV:
(022) 2500453
Jam buka 11.00-21.30 WIB
dan malam minggu tutup jam 01.30 WIB
Harga makanan dan
minuman
Rp25.000-Rp70.000
Jadi pengin dateng neh
BalasHapusSesekali rapat di sana aja, Mas Ali ^_^
HapusTempatnya enak banget, sayang pas kesana pas ngga ada live music, bisa makin betah bisa makin banyak aja pesenannya hehehe...
BalasHapusNanti kalau ada konser aja Noniq ke sana lagi ^_^
HapusAh enak banget tempatnya yaaa, sesekali nyoba ah kesana
BalasHapusMari-mari mampir Teh Tian
Hapusfilosofis namanya kerrren
BalasHapusIya, nggak nyangka juga saya
Hapus