Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Traveling bersama keluarga, terlebih balita terkadang merepotkan. Si kecil belum bisa diberi pengertian. Namun di sanalah peluang kita sebagai orang tua untuk tumbuh dewasa secara psikologis sekaligus mengajarkan banyak hal pada anak-anak kita. Bengkulu menjadi salah satu tempat untuk melakukan itu pada pertengahan Mei 2015 lalu. Traveling Bersama Balita Traveling bersama si kecil Alika selalu mendebarkan bagi istri saya. Kami punya pengalaman kurang menyenangkan saat membawa Alika terbang ke Palembang pada saat usianya 13 bulan. Ketiadaan jalur penerbangan di Bandung mengharuskan kami menuju Bandara Soekarno Hatta. Alika tantrum pada perjalanan dari Bandung menuju Bandara tersebut. Saat itu, kami memilih penerbangan malam. Sayangnya, kami tertinggal mobil travel sehingga beralih menumpang bus Primajasa. Saat bus berada di tol area Universitas Kristen Indonesia (UKI), lalu lintas padat-merayap. Alika rewel, kemudian tantrum sepanjang perjalanan. Ia baru tenang ketika tiba d