Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m...
Wow, anak usia 1-2 tahun sudah bisa membaca. Hebat! Begitu pikiran
sebagian orang. Apakah anak usia dini yang sudah bisa membaca itu jenius?
Berikut ini beberapa fakta yang saya rangkai dari pembelajaran di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
1. Kecil-kecil
Bisa Baca Tanda Jenius
Belum tentu. Bayi usia 1-2 tahun yang sudah bisa membaca sebenarnya
mengingat pola atau bentuk kata. Ia belum mengenal huruf. Jika ia diminta
membaca kata yang tidak dikenalnya, bisa saja sang bayi tidak bisa membacanya.
Anak jenius dambaan sebagian besar orang tua? |
2. Melatih Kognitif Bayi Itu Penting
Kurang tepat!. Jika mengacu kepada teori perkembangan kognitif yang
dicetuskan Jean Piaget, usia 0-2 tahun itu merupakan masa berkembangan
sensorik-motorik. Secara sederhana, sensorik motorik itu kemampuan gerak dan
panca indra. Belum tepat melatih kognitif anak. Jika orang tua memaksakan,
anak-anak bisa enggan mengembangkan kemampuan menalarnya di kemudian hari.
3. Berbahaya Jika Anak Terlambat Bisa Membaca
Tidak juga. Anak usia 7 tahun baru bisa membaca itu normal. Pada saat
itu, kemampuan menalarnya sudah siap untuk belajar membaca. Orang dewasa yang
katanya buta huruf pun sebenarnya mempunyai kemampuan membaca yang unik. Mereka
mengenal huruf dan angka dengan cara yang berbeda. Terutama mengenal nominal
uang.
4. Kursus
Baca Kunci Cepat Membaca
Tidak betul. Kuncinya adalah stimulasi. Lembaga kursus membaca untuk
anak usia dini memiliki metode agar anak cepat membaca. Jika orang tua
menguasai metode itu dan menstimulasi anaknya sendiri, hasil yang diperoleh
kurang lebih sama dengan hasil kursus membaca.
5. Tes
Baca Masuk SD Menandakan Sekolahnya Unggul.
Kurang tepat. Sekolah unggulan seharusnya menjadikan anak yang belum
unggul menjadi unggul. Bukan menerima anak-anak yang sudah terlatih dan
terstimulasi dengan baik sehingga mereka pada dasarnya sudah unggul. Anak masih
akan berkembang selama usia sekolah. Tidak ada jaminan sekolah yang menerapkan
tes baca akan membuat anak sukses belasan tahun kemudian.
Learning Must Be Fun! |
Komentar
Posting Komentar