Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m...
Berita penangkapan Ranu Muda Adi Nugroho mengusik saya. Ranu adalah wartawan Panjimas.com. Penangkapan itu dilakukan oleh tim yang dipimpin Kasubdit Jatanras (kejahatan kekerasan) Polda Jateng, AKBP Nanang Haryono pada Kamis (22/12) jam 00.30 WIB, dini hari di rumahnya, Desa Kuwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berikut ini kronologi penangkapan
Ranu Muda, yang disebarkan oleh Widiyarto selaku pemimpin redaksi Panjimas.com di media sosial pada 24 Desember 2016.
1. Jum’at 1 Agustus
2014
Ranu Muda Adi Nugroho
resmi bergabung menjadi wartawan media online Panjimas.com sebagai reporter
wilayah Solo Raya, dengan dibekali perangkat jurnalistik: Kartu Pers (ID Card),
Kamera, Seragam, dan lainnya.
2. Senin 26 Oktober
2015
Ranu mulai menyoroti
sepak terjang Kafe Social Kitchen Banjarsari yang meresahkan masyarakat Solo.
Hasil liputannya diunggah di laman
Panjimas.com berjudul
“Datangi Polsek, LUIS Minta Papan Iklan Berbau Miras Diturunkan”
Suasana kegiatan malam hari di Social Kitchen, Solo sumber: Youtube/Tossa Rahadyanto |
3. Ahad 17 Juli 2016
Ranu hadir meliput
Audiensi ormas-ormas Islam Solo dengan pihak Social Kitchen yang dihadiri oleh
Kapolsek Banjarsari Kompol Wawan dan Agus Siswantoro dari Satpol PP. Sementara
pihak Social Kitchen diwakili oleh Junaidi Rahmat Drajat (Manajer) dan
Kuswantoro (Kepala Personalia).
Dalam pertemuan itu, ormas-ormas Islam antara lain: Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Jamaah Ansharus Syariah (JAS), Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM), dan Bregade Al Ishlah memprotes berbagai pelanggaran Kafe Social Kitchen, antara lain: sajian striptease (tarian wanita telanjang).
Tak bisa mengelak karena bukti-bukti foto dan testimoni warga sekitar, akhirnya pihak Social Kitchen mengakui dan meminta maaf atas pelanggaran tersebut.
Hasil liputan Ranu
tersebut diunggah di laman Panjimas.com berjudul
“Gelar Tarian Seronok, Ormas Islam Solo Desak Social Kitchen Ditutup”
4. Rabu 27 Juli 2016
Kafe Social Kitchen
membuat surat pernyataan resmi berjanji tidak akan menyuguhkan tarian striptis
lagi, dan siap diberi sanksi bila melakukan pelanggaran hukum. Berita ini ditulis oleh
Ranu di laman Panjimas.com “Tak Bisa
Mengelak, Social Kitchen Buat Surat Pernyataan Resmi Siap Terima Sanksi”
5. Kamis 11 Agustus
2016
Ormas-ormas Islam
beraudiensi dengan Kepala Satpol Pamong Praja (PP) Sutarjo di komplek Balaikota
jalan Jend. Sudirman 2, Pasar Kliwon, Solo. Mereka mendesak agar Satpol PP
menindak tegas Social Kitchen yang masih nekat menyuguhkan wanita setengah
telanjang.
Pertemuan ini diunggah
di laman Panjimas.com: “Masih Nekad Tampilkan Tarian Telanjang, LUIS Minta
Social Kitchen Ditutup”
6. Sabtu 17 Desember
2016
a. Jam 20.00 WIB
Ranu
mendapat undangan via whatsapp dari Humas LUIS Endro Sudarsono untuk meliput ke
Kafe Social Kitchen, karena ormas-ormas Islam akan mendatangi Kafe Social
Kitchen untuk memberikan Surat Teguran atas berbagai pelanggaran terhadap
kesepakatan dan aturan, antara lain: menggelar tarian telanjang, menjual miras
dan melanggar jam buka operasional.
Ranu pun meluncur ke Masjid Muttaqin Cemani Grogol Sukoharjo untuk menemui Endro Sudarsono. Setelah mendapatkan informasi yang lebih detil, Ranu pulang kembali ke rumah untuk mengambil alat kerja liputan.
b. Jam 01.00 WIB
Ranu membawa alat-alat liputan kembali lagi ke masjid Muttaqin, untuk numpang mobil pengurus LUIS berangkat menuju Kafe Social Kitchen. Ranu satu mobil dengan para pengurus LUIS: Edi Lukito, Yusuf Suparno, Salman Al Farisi, Endro Sudarsono dan Joko Sutarto, pada hari Ahad tanggal 18 Desember 2016 pukul 01:00 WIB dini hari.
c. Jam 01.30 WIB
Ranu tiba di Social Kitchen dan langsung melakukan tugas peliputan. Pada saat itu pula ia juga menghubungi wartawan media lain untuk ikut serta meliput, namun tidak ada respon.
Di lokasi juga datang sekelompok orang mengendarai sepeda motor dengan menggunakan penutup wajah, sehingga identitas mereka tidak bisa dikenali. Mereka melakukan pengerusakan maupun penganiayaan di lokasi, dan berusaha dicegah oleh para Pengurus LUIS. Dalam insiden ini Ranu sama sekali tidak ikut melakukan aksi kekerasan apapun.
d. Jam 02.00 WIB
Setelah melakukan liputan/dokumentasi selama setengah jam, Ranu meninggalkan lokasi, kembali menumpang dalam mobil LUIS. Tak disangka, dalam mobil itu ikut menumpang anggota polisi dari Polresta Surakarta yang bernama Karsuli.
e. Jam 02.30
Ranu bersama rombongan tiba di lokasi masjid Muttaqin dan kembali pulang ke rumah untuk menulis reportase yang diunggah dalam dua berita:
• Gerebek Social
Kitchen, Ormas Islam Temukan Puluhan ABG Mabuk dan Maksiat • Seolah Kebal Hukum,
Social Kitchen Menjadi Tempat Favorit bagi Pecinta Miras dan Kemesuman
f. Jam 02.30Ranu
bersama rombongan tiba di lokasi masjid Muttaqin dan kembali pulang ke rumah
untuk menulis reportase yang diunggah dalam dua berita.
7. Selasa 20 Desember 2016 (dini hari)
Sejumlah tokoh LUIS yang
hadir dalam insiden di Kafe Social Kitchen ditangkap polisi dan dibawa ke
Mapolda Jawa Tengah, antara lain: Edi Lukito, Yusuf Suparno, Salman Al Farisi,
Endro Sudarsono dan Joko Sutarto.
8. Kamis 22 Desember
2016
Pukul 00.10 WIB, Ranu
diciduk polisi di rumahnya, Ngasinan RT 003, RW 004 Desa Kwarasan, Kecamatan
Grogol, Sukoharjo, disaksikan kedua anaknya yang masih balita yang menimbulkan
trauma. Nuraini (istri Ranu) memberikan testimoni penangkapan sebagai berikut:
• Keluarga tidak diberi
Surat Penangkapan.
• Ranu ditangkap hanya
memakai kaos lengan pendek dan celana futsal. Sekedar ingin ganti baju dan ke
toilet saja Ranu dilarang.
• Mata Ranu dilakban dan
tangannya diborgol saat diangkut ke Mapolda Jawa Tengah di Semarang.
• Beberapa inventaris
Panjimas.com yang disita polisi sebagai barang bukti antara lain: Press card
Panjimas, Kamera, Netbook Asus, Hardisk, Sepeda motor & helm, Tas, dompet,
sepatu, baju, celana, topi dan beberapa keping CD.
"Keterlibatan ketiga pelaku sebagai tim propaganda dari kelompok yang melakukan sweeping di TKP," ujar Nanang sebagaimana yang dikutip beritasatu.com. Apakah tulisan-tulisan Ranu di Panjimas.com yang dianggap propaganda?
Saat ini Ranu masih ditahan. Kasus penahanan Ranu telah ditangani oleh Tim Pengacara Muslim (TPM) Solo yang terdiri dari Anis Prijo Ansharie, SH., Jurianto SH., dan juga Budi Satrijo AW, SH, MH yang merupakan kakak kandung Ranu.
"Keterlibatan ketiga pelaku sebagai tim propaganda dari kelompok yang melakukan sweeping di TKP," ujar Nanang sebagaimana yang dikutip beritasatu.com. Apakah tulisan-tulisan Ranu di Panjimas.com yang dianggap propaganda?
Saat ini Ranu masih ditahan. Kasus penahanan Ranu telah ditangani oleh Tim Pengacara Muslim (TPM) Solo yang terdiri dari Anis Prijo Ansharie, SH., Jurianto SH., dan juga Budi Satrijo AW, SH, MH yang merupakan kakak kandung Ranu.
Komentar
Posting Komentar