Ada satu pertanyaan sederhana, namun tidak semua pasangan menikah dapat menjawabnya. Pertanyaan itu adalah, “mengapa ingin memiliki anak?” Bagi pasangan yang bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai anak, pertanyaan itu akan dijawab dengan lancar. Mereka sudah melewati ribuan hari tanpa tangis bayi, tiada canda tawa dengan anak-anak. Mereka menemukan banyak sekali alasan sehingga ingin sekali memiliki anak. Untuk pasangan yang sangat mudah dititipi anak oleh-Nya, pertanyaan mengapa ingin memiliki anak, bisa jadi terbersit pun tidak. Anak seolah hadir begitu saja. Baru saja menikah, beberapa bulan kemudian istri hamil. Setahun kemudian pasangan suami istri telah menjadi orang tua. Beberapa tahun kemudian, anak kedua, ketiga dan seterusnya lahir. Jawaban-jawaban berikut ini mungkin menjadi jawaban sekian orang tua saat mendapat pertanyaan tersebut: Saya ingin menciptakan kembali masa kecil yang indah Ngg…Semacam investasi untuk hari nanti Sebab saya percaya, kita akan m
Novel dengan latar budaya Korea Selatan masih diminati sebagian pembaca fiksi di Indonesia. Tandanya bisa kita lihat dari pajangan novel Korea di toko-toko buku. Beberapa penerbit pun mencari naskah dengan tema negeri gingseng itu. Berminat menulis novel dengan latar budaya Korea juga? Berikut beberapa tips yang saya himpun dari berbagai sumber.
1.
Catatan di Blog
Catatan perjalanan atau kisah hidup orang-orang yang pernah
tinggal di Korea atau melakukan perjalanan di Korea dapat menjadi sumber ide
menulis novel Korea. Sayangnya, saya belum menemukan catatan blogger yang
khusus bercerita tentang pengalaman hidupnya di Korea. Beberapa situs
menampilkan juga informasi yang campur baur dengan berita hiburan Korea.
Koreanindo.net misalnya.
Keterbatasan blog khusus kehidupan sehari-hari di Korea ini bisa
kita atasi dengan menggunakan mesin pencari Google. Gunakan kata dalam tanda
kutip seperti “hidup di Korea”, “tinggal di Korea”, “seminggu di Korea” untuk
mendapatkan informasi spesifik. Google akan mengarahkan kita pada blog yang
memuat tulisan tentang kehidupan orang Indonesia saat berada di Korea.
2.
Buku Nonfiksi Korea
Beberapa buku nonfiksi bisa menjadi sumber ide menulis novel
Korea. Saya menyarankan buku nonfiksi, terutama yang ditulis oleh orang-orang
yang pernah menetap lama di Korea atau melakukan perjalanan langsung ke Korea. Pastikan
bahwa si penulis memiliki pengalaman langsung menjejakkan kakinya di Korea.
Biasanya penerbit menuliskan hal itu pada sampul atau sinopsis buku. Salah sau
buku yang saya rekomendasikan adalah Once
Upon a Time in Korea yang ditulis oleh Elvira F. Tanjung, seorang mahasiswi
asal Indonesia yang menempuh pendidikan pasca sarjana di Kyung Hee University.
3.
Buku Cerita Korea
Di toko buku Indonesia, cukup mudah menemukan novel-novel
terjemahan asal Korea. Cobalah membaca beberapa, mungkin kita bisa mendapat ide
dari novel-novel itu. Saya sendiri baru sempat membaca novel grafis yaitu novel
yang dikemas seperti komik. Novel grafis itu berjudul Kitchen yang saat ini
sudah terbit sebayak 3 seri. Novel grafis karya JO Joo-Hee itu semacam kumpulan
cerita di balik makanan Korea. Membaca novel grafis itu cukup memberi
pengetahuan kepada saya tentang beberapa makanan Korea.
4.
Film Keluarga Korea
Film cerita Korea belum tentu menggambarkan kehidupan
orang-orang Korea yang sebenarnya. Film mendramatisasi kehidupan yang
sebenarnya untuk menghibur kita. Namun berbagai detil yang ditampilkan dalam
film bisa kita ambil untuk menjadi ide cerita. Pilihlah film-film drama dengan
tema keluarga seperti The Way Home, The
Wedding Dress, A Long Visit yang menceritakan kehidupan satu keluarga di
Korea. Pola pengasuhan keluarga dalam
film bisa kita jadikan sebagai latar belakang keluarga tokoh novel yang akan
kita tulis.
5.
Mencicipi Masakan
Korea.
Cobalah cicipi masakan Korea untuk mendapatkan pengalaman rasa
di lidah dan aroma di penciuman kita. Datanglah ke beberapa restoran-restoran
kelas premium atau rumah makan Korea level kaki lima agar pengalaman rasa yang
kita peroleh bervariasi. Beberapa restoran atau rumah makan telah memodifikasi
masakan Korea agar cocok di lidah orang Indonesia. Maka dari itu, jika kita
ingin menikmati rasa masakan Korea yang sesungguhnya, cobalah pastikan restoran
itu menggunakan bumbu asli dari Korea atau cobalah memasak sendiri dengan
menggunakan bumbu-bumbu asli impor dari Korea.
Kimchi, acar sawi putih khas Korea |
6.
Mencoba Resep Makanan
Korea
Memasak resep makanan Korea sendiri akan memberikan pengalaman
rasa sekaligus pengalaman memasak untuk diceritakan kembali. Pembaca akan lebih
percaya bahwa kita memang tahu soal makanan Korea jika tertulis detil-detil
cara memasak makanan, kan? Ajaklah beberapa teman dekat atau orang khusus untuk
memasak makanan korea. Bukan tidak mungkin, pengalaman memasak itu menjadi ide
utama penulisan novel Korea.
7.
Wawancara Dunia Maya
Jika informasi yang terkumpul terasa belum cukup, cobalah jalin
komunikasi dengan beberapa orang Indonesia yang pernah atau sedang tinggal di
Korea. Saya menemukan beberapa akun twitter yang menyebutkan bahwa si pemilik
akun pernah kuliah di Korea yaitu @WahyudiHanaffy @Tizarzhao. Maman S. Mahayana, kritikus sastra dan
pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia juga pernah beberapa tahun
mengajar bahasa Indonesia di Korea Selatan. Temukan akun mereka di media sosial
dan cobalah mewawancarai mereka hal-hal tentang Korea.
8.
Bertemu Orang Korea di
Indonesia
Mahasiswa asal Korea cukup mudah ditemukan di Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Indonesia, Depok. Sebagian mereka mempelajari budaya dan
bahasa Indonesia. Mahasiswa asal Korea umumnya tinggal di apartemen, salah satu
tempat tinggal favorit mereka adalah Margonda
Residence di Jalan Margonda Raya. Pada jam-jam kuliah mereka sering
terlihat berjalan kaki dari Margonda
Recidence menuju kampus UI. Beberapa diantaranya sering makan siang atau
makan malam di warteg-warteg seputar Fakultas Hukum UI. Di waktu senggang
mereka terkadang berjalan-jalan di beberapa Mal Depok. Sebagian dari mahasiswa
Korea itu, cukup mahir berbahasa Indonesia yang formal. Bertemu dan berbicara
langsung dengan mereka mungkin akan memberikan ide bagus untuk menulis novel
Korea.
9.
Menghadiri Festival Budaya
Korea
Beberapa kampus di Indonesia sering mengadakan festival budaya
Korea. Salah satunya Universitas Indonesia. Mahasiswa-mahasiswi jurusan Bahasa
dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia mengadakan acara tahunan yang
bertajuk Korean Culture Day (KCD). Pada acara tersebut beberapa budaya
tradisonal dan budaya pop Korea akan ditampilkan. Tahun ini KCD dilaksanakan pada 18 April 2015. Acara festival Korea memungkinkan kita bertemu
dengan orang Korea atau orang-orang Indonesia yang cukup mempunyai wawasan tentang
budaya Korea. Mereka bisa menjadi rujukan dan sumber ide menulis novel
Korea.
Itulah beberapa sumber ide yang bisa kita olah untuk menulis
novel tentang Korea. Ide sebenarnya berserakan di mana-mana. Pungut atau
curilah dari pengalaman orang lain, kemudian olah secara kreatif sehingga menjadi karya baru. Karya bisa memberi banyak
manfaat pada orang lain. Selamat mencari
ide.
Komentar
Posting Komentar